Senin, 02 Desember 2013

Tentang YAYASAN MANBA'UL FALAH

TENTANG MANBA'UL FALAH KH. SHIDDIQ




Yayasan Pondok Pesantren Manba’ul Falah merupakan pondok yang didirikan oleh Syekh KH. Shiddiq As-Sholihi. Manba’ul falah terletak di sebuah pedesaan jarak kota kudus 10 kilometer dari pusat kota. Manba’ul falah telah menawarkan dalamberbagai bidang dan konsentrasi kehidupan, hal ini dapat dilihat dari karasteristik pembelajaran dalam pendidikan meliputi :

1.      Pondok Thoriqoh (Qodiriyyah Wan Naqsyabandiyyah)
Pondok Thoriqoh (Qodiriyyah Wan Naqsyabandiyyah)ini, di maksud untuk memberikan pengetahuan dan tatacara peribadatan yang sesuai dengan aturan dalam rangka mewujudkan ibadah yang sempurna lahir dan batin, hal ini di maksudkan untuk mengedepankan nilai-nilai akhlakul karimah, sedangkan amaliayah pembelajaran dalam pengajian thoriqoh meliputi pengajian kitab, istighosah, tahlilan, khataman rowatib dan lainya.

2.      Pondok Pesantren Putra-Putri dan Diniyyah
Pesantren putra putri/Diniyyah Manba’ul Falah mengedepankan tentang pendidikan dengan model klasik dengan mata pelajaran meliputinahwu, shorof, fiqih, tauhid, tahfidul Quran) dan kolaborasi pembelajaran meliputi (Conversation, Muhadatsah dan komputer) dengan waktu pembelajaran di malam hari.

3.      MTs Manba’ul Falah
MTs Mamba’ul Falah sudah berjalan sampai sekarang dengan berbagai macam prestasi dan pembelajaran yang terjamin. MTs Mamba’ul Falah ini, menggunakan 3 kurikulum yakni : Kurikulum Departemen Agama, Kurikulu Pendidikan Nasional dan Kurikulum Pesantren. Pembelajaran yang dilakukan mengadopsi dua metode yakni pembelajaran medern dan klasik (sorogan, bandongan halaqohan dan lainya).
Untuk lebih lanjut silahkan baca 

4.      SMK Manba’ul Falah
Sekolah menegah kejuruan manba’ul falah telah berdiri tahun 2007, yang di maksudkan untuk mendukung progam pemerintah sekaligus menjawab tantangan serta kebutuhan masyarakat yang sedang membutuhkan generasi yang ahli dalam bidang teknologi. SMK Mamba’ul Falah dalam mengaplikasikan pendidikan dengan menggunakan dua kurikulum, yakni kurikulum pendidikan nasional dan pesantren(Muatan lokal) , sehinggan pendidikan Teknologi berbasis pesantren.

Untuk lebih lanjut silahkan baca nek kene yo
Read more »

BK (Bimbingan Konseling)


 Nama : ABD CHOLIQ
 Kls     : XII

1.        Cita-cita dan Harapan
          saya bertempat tinggal didaerah gunung tepat di Desa Kuwukan Tempat tanggal lahir saya di Kudus,20 juli 1996, saya anak terakhir,  waktu kecil saya mempunyai cita-cita menjadi Penulis terkenal karena saya sangat senang dengan sastra, tetapi sekarang cita-cita saya bisa berubah-ubah sewaktu-waktu karena saya belum bisa menemukan bakat yang tepat bagiku.
            Cita-cita dan harapan saya semoga bisa membahagiakan orang tua saya. dan apa yang saya cita-citakan bisa terwujud. dengan cara merealisasikan semua apa yang saya usahakan selama ini dengan belajar sungguh-sungguh untuk menggapai cita-cita setingggi langit. cara mewujudkannya " hari ini saya akan berusaha lebih baik dari hari-hari kemarin. mungkin itu motivasi yang tepat bagiku n' itupun juga tak luput dengan dukungan orang tua,Do'a dan usaha saya semoga saya nantinya bisa sukses dengan gemilang ..........

2. Oto biografi pelajar
            Pertama awal saya mengenal sekolah mafa ini yang bernama  Smk Mambaul Falah tepatnya beralamat di Piji Dawe Kudus, ini karna temanku juga bersekolah disini, n' saya tertarik akan sekolah itu dulunya.
Kesan pertama yang membuat saya ingin bersekolah di Mafa karna muridnya baik-baik dan Ramah tamah juga cwek-cweknya cantik.
Harapan yang mucul di Mafa ini semoga kedepannya sekolah ini lebih maju dari Tahun ke tahun, Fasilitasnya lebih memadai n' lebih terkenal / unggul di Akademik maupun Non akademik dari sekolah-sekolah yang lain. bahwa Qt bisa dan mampu untuk bersaing diantara prestasi-prestasi yang membanggakan sekolah Qt ini nantinya.
3. Cerita Unik
cerita unik di Mafa ini ............ banyak sekali cerita, tetapi yang mengesankan cerita di kelasku orang-orangnya memiliki variasai yang berbeda-beda mulai dari yang lucu bahkan yang super lucu semuanya ada disini di kelas XII. pokoknya moment yang tak bisa di lupakan karna tlah mempunyai teman-teman seperti mereka semua
Read more »

Selasa, 24 September 2013

Corel Draw

CARA MEMBUAT FOTO MENJADI KARTUN DI CORELDRAW

Cara Membuat Foto Menjadi Kartun di Coreldraw kali ini bukan teknik step by step tetapi teknik praktis dan cepat dengan menggunakan salah satu fasilitas di coreldraw. Kali ini saya menggunakan Coreldraw X6. Inti dari pembuatan foto menjadi kartun ini adalah dengan teknik tracing.  

Hasilnya bisa kamu pakai apa saja deh terserah kamu...hehehe....tapi hasilnya pasti beda sama yang manual painting sedikit demi sedkit. Kok beda? iya lah...bisa lebih bagus, bisa lebih parah...hahaha



Step 1
Buka Aplikasi coreldraw (kali ini saya pakai X6)

Step 2
Import gambar yang mau diubah menjadi kartun. Yang saya pakai yang foto sendiri lah...(narsis dikit..hehehe)



Step 3
Ubah foto menjadi grayscale dengan Bitmap > mode > Grayscale


Hasilnya seperti ini

Step 4
Lakukan tracing dengan Bitmap > Quick Trace >  Reduce Bitmap

Hasilnya


Step 5
Klik Bitmaps, Convert to Bitmaps


Step 6
Atur  curvingnya (klik effect > adjust> tone curve ) biar sesuai keinginan...

Hasilnya bisa kamu masukkan ke bingkai dengan membuat lingkaran lalu masukkan objek dengan cara effect> poweclip>insert>place inside frame


Sampun...Semoga membantu
Salam Kreatif
Read more »

Rabu, 18 September 2013

Bahasa Indonesia

SENYUM TERAKHIR

Dengan nafas yang terengah-engah setelah mengendarai sepeda. Aku terhenti saat ku melihat dia, aku tak tau siapa dia. Wajahnya cukup cantik dan manis, aku singgah membeli segelas air untuk melepaskan dahaga yang melanda tenggorokanku.

Setelah beristirahat aku langsung menggayuh pedal sepeda untuk pulang ke rumah. Sesampai dirumah, kedua orang tuaku sedang pergi ke sebuah tempat yang aku tidak tau. Aku segera pergi mandi karena badanku sudah bermandi keringat. Setelah mandi aku memakai pakaian dan menuju taman yang tak jauh dari kompleks rumahku. Aku kaget si dia juga sedang berada ditaman. Tanpa pikir panjang aku langsung menghapirinya.
“Hai…..”, kataku

Dengan senyum aku menyapanya.
Tapi dia tidak merespon dan tetap saja membaca sebuah novel. Sekali lagi aku mengulangi sapaanku.

“Hai.. boleh kenalan gak?”.
“Iya ada apa?”, katanya sambil menatap novel yang dibacanya.
“Aku boleh gak kenalan? Namaku Zhaky”, sambil mengulurkan jemariku.

Dia langsung berdiri lalu meletakkan bukunya di atas kursi dan memberi tah u namanya.
“Namaku Tamara”, katanya dengan senyum.
“Kamu tinggal dimana?”, kataku.
“Aku tinggal di sebelah kiri toko buku dekat gerbang kompleks. Aku baru pindah kemarin.”
“Oooo…. Kamu anak baru yah?”.
“Memang kenapa?”.
“Tidak kenapa-kenapa kok”.
“Ayo aku temani jalan-jalan di taman ini. Lagi pula gak enak juga kalau suasananya begini-begini saja”, pintaku.
“Ok.. baiklah”, katanya dengan lembut.

Langkah demi langkah mengawali perkenalanku dengan si dia yaitu Tamara. Kami berjalan mengeliling taman, dari pada hanya terdiam lebih baik aku memulai pembicaran. Aku menanyakan banyak hal kepadanya. Dan kami selalu menyelingi pembicaraan kami dengan candaan yang cukup untuk mengocok perut hingga sakit.
Sekarang sang mentari akan kembali ke peraduannya. Kami berjalan pulang bersama karena arah rumah kami searah. Tamara berada di depan kompleks sedangkan rumahku ada di lorong kedua sebeleh kanan di kompleks tempat tinggalku. Sesampai di depan rumah Tamara kami berhenti dan menyempatkan diri untuk bercanda sebentar.

Suara teriakan Ibunya yang memanggil membuat kami berdua kaget.
“Tamara… Tamara… ayo cepat masuk, udah hampir malam nih!, teriak ibunya.
“Ya bu.. tunggu!, Zhaky aku duluan yah?”, katanya dengan senyum.
“Iya...”, kataku sembari membalas tersenyumnya.
“Kamu juga cepetan pulang, nanti di cariin sama Ibu kamu”.
“Ok… aku pulang yah.. dadah..!, sambil berjalan dan melambaikan tangan.

Di perjalanan, aku hanya bisa berkata “baru kali ini aku bisa cepat berkenalan dengan seorang gadis, apalagi gadis seperti Tamara”. Kini aku berjalan di antara jalan yang sepi dengan sedikit penerangan dari lampu jalan yang mulai redup dan di kerumuni serangga.

Sesampai di rumah aku di marahi oleh Ibuku.
“Kamu ke mana aja”?, bentak Ibu.
“Maaf Bu, aku tadi dari keliling taman”, kataku sambil menunduk.
“Lain kali jangan pulang telat lagi yah?”.
“ Iya Bu”, sembariku meninggalkan ibu di teras rumah.

Keesokan paginya aku bertemu dengan Tamara, ternyata aku sama sekolah dengan dia, kemarin aku lupa nanya sih. Aku langsung berlari menghapirinya.
“Tamara… Tamara…. tunggu aku!”, kataku sambil berlari.

Tamara berhenti dan memegang pundakku.
“Masih pagi-pagi kok dah keringatan kayak gini?, ini usap keringatmu!”, katanya sembari menyodorkan sapu tangannya.
“Iya nih, kamunya tuh. Kamu jalannya cepat amat” .
“Iya maaf”, kataya sambil tersenyum.
“Ayo buruan entar pintu gerbang di tutup”.

Sesampai di sekolah aku langsung ke kelas dan ternyata Tamara juga sekelas dengan aku. Dia duduk di sampingku, karena Dino teman aku baru pindah sekolah dua hari yang lalu. Tamara naik dan memperkenalkan dirinya ke teman-teman kelasku.
“Hai perkenalkan namaku Tamara Adelia, panggil aja aku Tamara. Aku baru pindah dari Makassar kemarin, semoga kita semua bisa menjadi teman yang akrab”.
“Ok….”, Teriak semua temanku.

Kini kami semakin dekat. Kami selalu bersama, kami duduk di depan kelas sembari bercerita tentang tugas sekolah.

“Kamu suka pelajaran apa?”, tanyaku.
“Aku paling suka pelajaran matematika”.
“Kenapa kamu suka pelajaran itu?, padahal pelajaran itu agak rumit dan memusingkan”.
“Karena aku suka aja dengan pelajaran itu, kalau kamu sukanya pelajaran apa?”.
“Aku paling suka dengan pelajaran bahasa Indonesia, yah pelajaran sastra”.
“Kenapa kamu suka pelajaran itu?, tanyaku.
“Seperti kamu tadi, aku suka aja dengan pelajaran itu. Aku sudah buat beberapa cerpen, mau baca?”, kataku sambil menyodorkan beberapa cerpen karyaku.
“Ini buatan kamu?, aku gak percaya”.
“Iyalah, ini buatan aku. Kamu baca yah dan berikan saran, ok?”.
“Ok…”, katanya sambil tersenyum.

“Tttttttteeettt….”, Bunyi bel menandakan kami akan melanjutkan ke pelajaran berikutnya. Tapi, guru yang mengajar tidak datang. Jadi aku dan Tamara bersama teman-teman yang lain hanya bercerita tentang hal-hal yang dapat mengocok perut.

Tak lama kemudian, kami pun pulang. Aku bersama Tamara dan temanku yang lain berjalan menuju pintu gerbang, menertawai hal yang tak patut ditertawai. Di perjalanan pulang Tamara berteriak, “Auuuuhh sakit, Zhaky bantu aku berdiri!” pintanya sambil meneteskan air matanya. kaki Tamara tersandung batu, dan kelihatannya kaki Tamara Terkilir.
“Sudah jangan nangis donk, pasti kamu akan sembuh kok”, kataku menyemangati.
“Iya Zhaky, tapi kaki aku sakit banget. Bantu aku berdiri donk!”, pintanya
“Auuuuhh…. Sakit!!”, katanya sambil merintih kesakitan.
“Sini biar aku gendong deh, gak apakan?” .
“Betul mau gendong aku, aku berat loh!”, katanya sambil tersenyum.
“sakit-sakit gini sempat aja ngelawak, sini naik cepat”.
“hehehe…. Aku beratkan?”, tanyanya, sambil tertawa.
“Gak kok..”, kataku sambil tersenyum.

Sesampai di depan rumah Tamara, Ibunya yang sedang membaca koran kaget saat melihat kedatanganku yang menggendong Tamara.
“Tamara, kamu gak apa-apakan nak?”.
“Gak apa-apa kok Bu”, kata Tamara.
“Kakinya terkilir tadi waktu jalan pulang tante”, kataku.
“Terima kasih yah nak ….”
“ Zhaky, tante!”, ucapku dengan maksud memperkenalkan diri.
“Iya terima kasih yah nak Zhaky”, katanya sambil tersenyum.
“Tamara, tante, Zhaky pulang dulu yah?”, kataku.
“Iyaa nak Zhaky, kapan-kapan main ke rumah yah?”, kata ibu Tamara.
“Baik tante”, kataku sambil tersenyum.
Sehabis menggendong Tamara punggungku rasanya ingin copot, benar juga kata Tamara badannya berat. Tapi, tidak apalah dari pada sahabat aku Tamara gak pulang ke rumah. Sesampai dirumah aku langsung melepas pakaian dan makan siang. Sesudah itu aku langsung tidur karena aku lelah banget udah gendong Tamara.

Keesokan paginya aku menunggu Tamara di depan rumahnya. Saat melihat dia keluar rumah, dia sudah bisa berjalan dengan baik. Aku kaget dan bengong melihatnya.
“Woii kamu kenapa bengong kayak gitu?”, tanyanya sambil mencubit pipiku.
“Akh gak apa kok!, eh kok cepat amat sembuhnya?”.
“Iyaa nih, semalam aku dibawa ke tukang urut, rasanya sakit amat waktu di urut”.
“Baguslah, daripada berjalan dengan pincang”, kataku sambil tersenyum.
Sampai di sekolah teman-teman ku berkumpul membicarakan sesuatu, aku dan Tamara bergegas ke sana dan mendengar apa yang di ceritakan teman-temanku itu.
“Teman-teman, besokkan kita libur bagaimana kalau kita liburan?”, kata Naila.
“Kita mau ke mana ?”, tanyaku memotong pembicaraan.
“Kita akan pergi liburan, baiknya kita ke mana?”, kata Denny.
“Bagaimana kalau kita pergi ke tempat rekreasi terkenal di kota ini!”, kata Tamara.
“Baiklah kita akan ke pantai Bira!”, kataku.

Tak sabar menunggu saat itu, aku menceritakan sedikit tentang pantai Bira kepada Tamara. Kami tidak memerhatikan penjelasan guru, akibat cerita kami yang semakin mengasyikkan. Tak lama kemudian bel istirahat pun berbunyi. Rasanya aku tidak ingin berpisah dengan Tamara walau sekejap saja. Tapi, mungkin itu cuman perasaanku saja. Kami berkeliling sekolah mencari hal-hal yang baru dan melupakan apa yang aku banyangkan tadi.

Tidak lama kemudian, bel kembali berbunyi kami berlari ke kelas. Kami berlari sambil tertawa dengan senangnya. Rasanya hal ini adalah hal yang terindah bagiku. Sesampai di kelas kami duduk dan menunggu guru. Tak lama kemudian, guru yang mengajar pun datang.

Aku merasa agak tidak enak badan. Tamara iseng mencubit pipiku dan Tamara kaget.
“Zhaky kamu gak apa-apa, kan?” tanyanya dengan khawatir.
“Aku gak apa-apa kok”, kataku dengan nada yang pelan.
“Kamu sakit dan aku harus antar kamu pulang!”, katanya sambil berjalan menuju guruku.
“Pak, Zhaky sakit”, katanya.
“Baiklah bawa dia pulang, kamu mau mengantarnya?” tanya pak guru.
“Iya pak aku bisa kok”, katanya.

Berhubung sudah hampir pulang Tamara memasukkan barang-barangku ke dalam tas
lalu dia juga membereskan barang-barangnya.
“Ayo aku antar kamu pulang”, katanya.

Tamara meminta izin mengantar aku pulang. Sambil memegang jemari-jemariku dan sesekali memegang keningku. Tamara selalu bertanya tentang keadaanku. Tapi, aku hanya bisa menjawabnya dengan kalimat, “Aku baik-baik saja kok, gak usah khawatir”.
Sesampai di rumah aku langsung di bawa Tamara ke kamarku sembari ibu mengomel-ngomeliku.
“Ini sebabnya kalau makan gak teratur”, katanya.
“Sudah tante, Zhaky ‘kan lagi sakit”, pinta Tamara ke Ibuku.
“Biarlah nak, biar dia tahu rasa”, kata Ibuku.
“Kalau begitu aku pulang dulu tante”.
“Nak nama kamu siapa?”.
“Nama aku Tamara, tante”.
“Terima kasih yah nak Tamara, udah bawa pulang anak tante ini”.
“Iya, sama-sama tante”, katanya.
Aku melihat senyuman indah dari Tamara saat akan keluar dari kamarku.

Keesokan paginya, rasanya badanku udah sehat. Aku bergegas menyiapkan barang yang akan ku bawa. Aku mandi dan sesudah itu berpakaian rapi dan langsung menuju rumah Tamara. Tapi, Tamara sudah berangkat duluan. Aku langsung ke sekolah. Sampai di sekolah aku melihat Tamara dan langsung menghampirinya.
“Zhaky, kamu udah sembuh?”, katanya.
“Iya.. aku udah sembuh kok”.
“Betul aku udah sembuh”, kataku sambil meraih tangannya dan meletakkannya di keningku.

Tak berapa lama kemudian, bus yang akan mengantar kami ke pantai Bira pun datang. Aku duduk di belakang bersama anak lelaki lainnya. Tamara berada di depan bersama teman wanitanya. Di perjalanan rasa gelisahku semakin tak menentu. Aku memiliki pirasat buruk dan naas tak berselang beberapa lama mobil yang aku tumpangi kecelakaan.

Aku merasa kepalaku sakit, saat ku pegang kepalaku mengeluarkan darah yang banyak. Tapi, yang ada di pikiranku sekarang adalah Tamara. Aku langsung berteriak dengan nada yang lemah. “Tamara.. kamu gak apa-apa, kan?”. Aku tak mendengar suaranya. Aku melihat teman-temanku terluka dan mengeluarkan banyak darah. Saat aku ke tempat duduk Tamara, aku melihat kepala Tamara mengeluarkan banyak darah. Rasa sakit yang aku rasa membuat aku pingsan.
“Zhaky, Zhaky, bangun nak, ibu di sini”, kata ibuku sambil menangis.

Mendengar suara itu, aku terbangun. Aku sekarang berada di rumah sakit, aku kaget dan berteriak.
“Dimana Tamara Bu? Tamara baik-baik sajakan Bu?”.

Ibu hanya terdiam sambil menatap ayah.
“Ibu apa yang terjadi?”, aku mulai meneteskan air mata.
“Maaf nak, kini Tamara sudah berada di tempat lain”, dengan nada yang pelan ibu memberitahuku.
“Jadi maksud ibu?”.
“Iya Nak, Tamara telah meninggal akibat kecelakaan itu”, kata ibu sembari memelukku.

Aku terduduk di ranjang dan dipeluk ibu sambil menangis dengan keras dan berkata “ kenapa dia terlalu cepat meninggalkan aku Bu?”. Aku terdiam dan mengingat saat aku sakit, dia memberiku senyuman yang kuanggap indah itu dan menjadi senyuman terakhir darinya. ( Selesai cerpen persahabatan )
Read more »

Senin, 09 September 2013

Ribuan Jamaah Thariqoh Peringati Haul Syeikh Abdul Qodir

Rabu (16/3) pagi kemarin, Ribuan� jamaah Thariqoh Qodiriyah wan Naqsabandiyah memenuhi pondok pesantren Manbaul Falah Piji Dawe Kudus. Mereka yang datang dari daerah Kudus, Jepara, Demak dan Pasuruan Jawa timur� itu mengikuti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan haul Syeikh Abdul Qodir Jaelani. 

Sejak pukul 08.00 wib,� para jamaah bermunajat mendekatkan diri kepada Allah dengan dzikir dan sholawat. Dengan khusuk pula, mereka mendengarkan khataman Raatibul Hadad dan manaqib syeikh Abdul Qodir Jaelani� yang dibacakan KH Afandi Siddiq dan K Amin Kurdi Shiddiq serta doa KH Asnawi Fauzan dari Pasuruan.
> �
Sekretaris panitia Arifin mengatakan sosok Nabi Muhammad dan Syeikh Abdul Qodir Jaelani memiliki keagungan dan karomah sehingga ummat Islam selalu menghormati dan menyanjungnya. 

“Selain memperingati juga untuk berwasilah dengan Syekh Abdul Qodir melalui bacaan manaqib berdoa untuk keberlangsungan hidup ummat Islam terutama jamaah thariqoh,” ujarnya.

Menurut Arifin, kegiatan ini merupakan agenda rutin jamaah Ahli Thariqoh Qodiriyah wan Naqsabandiyah yang bertempat di pondok pesantren Mambaul Falah Piji ini. 

“Pelaksanaannya setiap tanggal 11 Rabiul Akhir bertepatan wafatnya Syeikh Abdul Qodir Jaelani seperti dalam kitab Manaqib Nurul Burhani.” tambah Arifin yang� juga santri pondok tersebut.

Sementara itu, bupati Kudus Musthofa Wardoyo yang hadir dalam acara itu merasa bangga dan berharap setiap tahun bisa hadir dalam acara di pesantren yang didirikan almarhum KH.Siddiq Piji ini. Ia mengatakan kegiatan ini perlu ditindaklanujuti dengan meneladani� Rasulullah SAW dan Syekh Abdul Qodir Jaelani.

“Kita harus� meneladani� sikap, akhlak dan perbuatan beliau. Dan juga kita harus selalu berusaha menjadi orang bermanfaat bagi ummat,” tutur Musthofa. 

Acara yang berakhir sampai siang itu, Sejumlah mursyid dan tokoh ulama membaur dengan para jamaah, diantaranya� ulama Kudus� KH Ahmad basyir, Pengurus Idaroh Aliyah KH Zaini mawardi, Pengasuh ponpes Darul Ulum� KH Asnawi Fauzan, Dosen UIN Syarif Hidayatullah DR KH Ahmad Shodiq MAg . Habib Umar Muthohar dari Semarang menutup acara dengan mauidhoh hasanah.(adb)
Read more »

Proposal usaha Nasi goreng

 BAB I
PENDAHULUAN


LATAR BELAKANG
              Saya mengangkat usaha nasi goreng ini karena ada beberapa faktor yaitu karena nasi goreng merupakan makanan yang mudah di dapat dan banyak di gemari oleh beberapa masyarakat di indonesia. Tujuan dari usaha saya ini lebih di tekan kan untuk mendapat kan keuntungan yang maksimal,menyalurkan hobi memasak,dan juga untuk meningkat kan ketrampilan membuat aneka masakan.



MANFAAT PEMBUATAN PROPOSAL
               Proposal ini saya buat agar bermanfaat seperti untuk belajar mandiri untuk mengisi waktu luang setelah sekolah, dapat juga bermanfaat untuk :
 - Membantu wirausaha untuk mengembang kan usaha dan menguji strategi dan hasil yang di harap kan dari sudut pandang pihak lain (investor)
 -Membantu wirausaha untuk berfikir kritis dan obyektif atas bidang usaha yang akan di jalan kan
-Sebagai alat komunikasi dalam memaparkan dan menyakinkan gagasan kepada pihak lain
- Membantu meningkat kan keberhasilan para wirausaha

TUJUAN PENYUSUNAN PROPOSAL

       - Proposal ini di buat untuk memenuhi tugas akhir mata pelajaran kewirausahaan
       -Sebagai syarat menempuh ujian praktik kewirausahaan
       - Inisiatif wirusaha sebagai pemilik usaha dlm membuka usaha
       - Memajukan kehidupan masyarakat dan memperbaiki ekonomi masyarakat
       - Menjadikan siswa lebih kreatif dan inovatif tentang berwirausaha
       - Melatih siswa agar dapat berwirausaha dengan baik
       - Menambah pengalaman dan pengetahuan tentang berwirausaha
       - Berguna untuk melakukan kerjasama dengan pendiri usaha lain
        - Dapat membuka lapangan kerja baru
BAB II
KEGIATAN USAHA

ASPEK PRODUKSI

 BAHAN ALAT
• nasi putih
- daging ayam
• telur - bawang putih
• bawang merah
- cabe 
• minyak goreng
- timun
• sawi (putih)
- saus tomat
 • garam

 CARA MEMBUAT
1. Halus kan cabe,bawang merah, bawang putih ,garam
2. Panas kan minyak goreng tumis bumbu halus sampai harum
3. Masuk kan telur dan sawi
4. Masuk kan nasi putih dan daging, tambah kan saus tomat dan garam aduk terus hingga benar-benar rata  
5. Siap kan piring saji dan sajikan nasi goreng hangat dengan di beri hiasan.
ASPEK PEMASARAN
                 Proses pemasaran usaha nasi goreng ini dapat di jual dengan cara :
 - Membuka tempat usaha di rumah
 - Dijual di pinggir jalan raya Untuk memudah kan pemasaran/ penjualan usaha nasi goreng di perlukan tempat usaha yang strategis,aman,dan nyaman.

BAB III
PERENCANAAN KEUANGAN




MODAL USAHA                                                                                   MODAL : 2.000.000,00

BIAYA TETAP
NO
NAMA BARANG 
BANYAK
 QUANTITY
HARGA SATUAN
JUMLAH
1  
PIRING
5
 LUSIN       
5X24000
Rp 120.000,00  







3
GEROBAK
1
UNIT
1X500.000
Rp 500.000,00
4

TIKAR 
2
UNIT
2X50000
Rp 100.000,00
5

MEJA
3
UNIT
3X50000
Rp 150.000,00
6

SENDOK+GARPU
5+5
LUSIN
10X12000
Rp 120.000,00
7

PISAU
1
UNIT
1X10000
Rp 10.000,00
8

EMBER
2
UNIT
2X8000
Rp 16.000,00
9

WAJAN+SPATULA
PAKET
1X100000
Rp 100.000,00
10

TABUNG GAS
1
PAKET
1X400000
Rp 400000,00

11
STAPLES
1
UNIT  
1X6500
Rp 6500
TOTAL
Rp 1.522.500,00

BIAYA TAK TERDUGA
 = Rp 258.500,00

PENGELOLAAN KEUANGAN
PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI/HPP
* HPP = BIAYA PRODUKSI/BIAYA VARIABEL JUMLAH PRODUKSI =Rp 219.000 = Rp 4562 DIBULAT KAN Rp 4600 48

  * LABA = BIAYA PRODUKSI X 50% JUMLAH PRODUKSI =Rp 219.000 X 50 % 48 =Rp 4562 x 50 %= Rp 2281
 DIBULAT KAN Rp 2300

 * HARGA JUAL = HPP + LABA 4562+2281= Rp 6843 ATAU Rp 7000


ANALISIS PENDAPATAN

                     • PENDAPATAN PER HARI
 Jumlah barang X harga X 1 hari =48 X Rp 7000 X 1 =Rp 336.000,00
                       • PENDAPATAN PER BULAN
 Jumlah barang X harga X bulan =48 X Rp 7000 X 30 Hari =Rp10.080.000,00
ANALISIS PERENCANAAN LABA/RUGI
             • Pendapatan per bulan – (biaya variabel x bulan) Rp 10.080.000 – (219.000 x 30 hari) Rp 295.830.000 – 6.570.000= Rp 3.510.000,0

BAB IV
PENUTUP




KESIMPULAN
                    Dengan selesainya penyusunan proposal usaha ini saya dapat menarik kesimpulan bahwa dalam pembuatan/penyusunan proposal usaha hendak nya kita harus mengumpulkan data-data yang valid dan selengkap mungkin agar dalam penyusunan proposal usaha kita tidak mengalami kesulitan.Dan dengan ada nya tugas penyusunan proposal ini saya dapat mengetahui cara mengelola usaha nasi goreng dengan baik


SARAN

                       Semoga proposal ini dapat memberi motivasi wirausahawan baru untuk mendirikan usaha dan lebih kreatif Untuk membuka usaha baru yang mempunyai masa depan bagus. Jaga kualitas nasi goreng Harus menerima kritik dan saran dari orang lain dengan lapang dada,karena hal itu dapat membangun serta menyukseskan usaha kita Jangan mudah menyerah dalam mendirikan usaha dan harus tekun serta gigih dalam bekerja Belajar lah dari kesalahan dan kegagalan
Read more »